KONSERVASI
LINGKUNGAN
(Pengembangan
Kawasan Konservasi Danau Buatan di Griya Martubung)
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Umum II
Disusun Oleh :
Mulyono Ardiansyah (4133141053)
Jurusan
Pendidikan Biologi B 2013
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
PENGEMBANGAN
KAWASAN KONSERVASI DANAU BUATAN DI GRIYA MARTUBUNG
Griya Martubung
Martubung
adalah kawasan yang masih terletak di Medan tepatnya di daerah Griya.
Griya Martubung termasuk tempat yang sudah berkembang di Medan walaupun
kebanyakan orang tidak mengenal tempat ini dengan baik. Tempat ini memiliki
potensi sumber daya alam berupa danau buatan sebagai wisata kecil bagi
masyarakat dan tempat pemancingan sebagai wadah bagi orang yang gemar
memancing. Danau ini memiliki luas (200 x 100) meter dengan kedalaman 500
meter. Danau tersebut juga memiliki ikan sabut kaca sedangkan daerah pemancingan
terdapat ikan nila, sepat dan sebagainya. Wisata kecil yang dibuat berupa
hiburan permainan anak-anak seperti perahu bebek dan tempat makan untuk
menghilangkan rasa lapar. Tentunya wisata ini menarik banyak perhatian mata
pengunjung setempat.
Budaya
Masyarakat
Budaya
adalah kebiasaan yang dilakukan terus-menerus dalam keseharian. Masyrakat
sering membiarkan anak-anak mereka mandi di daerah danau tersebut. Masyarakat
tidak melarang tindakan yang dilakukan anak-anak itu. Inilah yang menyebabkan
terjadi masalah karena tempat tersebut diperuntukan sebagai tempat wisata kecil
bukan pemandian terlebih lagi masyarakat di daerah tersebut pada umumnya kurang
memperhatikan pengurusan danau setelah pemakaian selesai.. Hal ini disebabkan
tidak adanya bagian pengurus tetap dalam pengolahan danau tersebut. Selain
itu kurangnya rasa solidaritas antar
masyarakat dalam merawat danau. Sehingga pada akhirnya tempat tersebut tidak
dihuni oleh pengunjung dan terlantar dengan percuma. Tidak terurusnya tempat
tersebut mengakibatkan danau itu ditumbuhi oleh banyak eceng gondok karena
danau tersebut terhubung dengan saluran pipa limbah rumah tangga masyarakat setempat.
Pertumbuhan
Eceng Gondok Dan Dampaknya Bagi Lingkungan
Eceng
gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Tumbuhan air ini
tumbuh begitu pesat di danau tersebut. Eceng gondok tumbuh dengan cepat karena limbah
masyarakat setempat yang mengalir ke danau tersebut. Limbah buangan berupa
deterjen hasil buangan cucian ibu rumah tangga. Deterjen adalah senyawa surfaktan yang dapat mengikat zat
racun dan oksigen secara bersamaan sehingga oksigen terlarut berkurang.
Deterjen dapat juga meningkatkan kandungan nutrient dalam air sehingga dapat
menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi
adalah proses pengayaan nutrien dan bahan organik dalam jasad air sehingga
suatu tumbuhan tumbuh dengan sangat cepat
dibandingkan pertumbuhan yang normal. Limbah Deterjen mengandung nitrogen yang
dapat merangsang pertumbuhan
fitoplankton atau alga dan meningkatkan produktivitas perairan. Sebaliknya,
dalam keadaan berlebihan akan memicu timbulnya pertumbuhan alga yang justru
merugikan kehidupan organisme yang ada di danau tersebut, termasuk ikan yang terdapat
di dalamnya. Limbah Deterjen yang membawa senyawa beracun dari pipa saluran
mengakibatkan kandungan oksigen di danau berkurang. Rendahnya oksigen di air itulah yang menyebabkan kematian ikan secara mendadak.
Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya:
·
Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan
dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar
dan serta pertumbuhannya yang cepat.
·
Menurunnya jumlah cahaya yang
masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam
air
·
Tumbuhan eceng
gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat
terjadinya proses pendangkalan.
·
Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Dampak Positif :
·
Menyerap logam
berat seperti Kadmium, Merkuri dan Nikel.
·
Menyerap residu
pestisida.
Teknik
Konservasi Penulis
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan
tetapi tetap memperhatikan manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan
tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan
masa depan..Kegiatan
konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan
situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Konservasi yang dilakukan dengan cara :
1. Penebaran ikan koan dan pembersihan eceng gondok
dengan pengkerukan
2. Penggunan fungsi kembali tempat wisata kecil di
daerah tersebut
1. Penebaran
Ikan Koan Dan Pengkerukan Eceng Gondok
Dampak
negatif dari eceng gondok lebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya.
Maka daripada itu tumbuhan tersebut harus dibersihkan dari danau Martubung.
Solusi yang pernah ditawarkan untuk mengatasi eceng
gondok adalah dengan menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya
adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau
ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan
gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi
dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di danau
tersebut. Diharapkan juga
nantinya danau tersebut menjadi bersih dari gulma. Namun upaya tersebut hanya
mengatasi sebagian kecil perairan danau yang luas. Teknik ini kurang efisien jika pertumbuhan eceng
gondok terlalu pesat.
Gambar 1. Ikan Koan
Gagasan baru yang ditawarkan penulis adalah dengan
pengkerukan eceng gondok yang dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
mesin keruk seperti traktor. Tentunya ini dapat mengeluarkan banyak biaya yang
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Maka daripada itu dibutuhkan
bantuan pendanaan dari pemerintah yang cukup komprehensif dalam proses
pembersihan eceng gondok. Kelebihan teknik ini sangat efisien jika diterapkan
karena sistem kerja yang cepat sehingga pembersihan dapat dilakukan dalam waktu
yang singkat (efisiensi waktu).
2. Penggunaan
Fungsi Kembali Tempat Wisata Kecil
Tempat wisata griya martubung harus diterapkan
kembali karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat didaerah tersebut.
Penggunaan kembali tempat ini tentunya dengan membersihkan eceng gondok yang
dapat mengganggu pandangan mata pengunjung sehingga tidak tertarik untuk
bersinggah ke tempat itu. Selain itu pengelolaan kawasan konservasi bebas gulma
harus diterapkan secara konsisten. Agar pelaksanaan kegiatan pengelolaan
kawasan konservasi dapat berlanjar lancar, maka harus dilakukan kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat, pemerintahan setempat, lembaga swadaya
masyarakat, dan instansi terkait... Pengelolaan dimaksudkan untuk mempertahankan
kondisi perairan dan kondisi sumberdaya ikan agar dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan
secara terus menerus. Selain itu dampak yang dirasakan dari pengelolaan adalah
dapat mengembangkan kawasan tersebut menjadi tempat wisata favorit warga
setempat.
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan konservasi ini:
a. Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang
indah dan berharga agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang
wajar.
b. Menekankan pada penggunaan kembali tempat
wisata lama agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi
lama ataukah dengan mengubah fungsi wisata lama dengan fungsi baru yang
dibutuhkan.
c. Melindungi ikan-ikan di danau yang
dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki,
baik secara fisik maupun teknis dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang
merusak.
d. Mengabadikan tempat tersebut sehingga dapat
menarik perhatian pengunjung yang berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat setempat.
Penutup
Kesimpulan
Griya Martubung adalah daerah yang memiliki potensi
wisata kecil dengan pemandangan danau yang dihuni oleh burung-burung dan
ikan-ikan sebagai penyegar mata. tapi disayangkan tempat ini kurang mendapat
perhatian khusus dalam upaya pengembangan kawasan tersebut. Kawasan danau
Martubung sudah tidak terpelihara seperti dahulu dikarenakan kurangnya
pemahaman dan perhatian masyarakat terhadap upaya pelestarian lingkungan dan
sumberdaya ikan sehingga terjadi penelantaran terhadap kawasan tersebut.
Penelantaran tersebut menyebabkan kawasan itu dihuni oleh tumbuhan eceng gondok
atau gulma yang pertumbuhannya berkembang sangat pesat. Padahal jika daerah
tersebut dikembangkan maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat
sehingga perekonomian juga meningkat. Oleh karena itu penulis memberikan solusi
berupa upaya konservasi dalam pengentasan masalah ini yaitu :
1. Penebaran
Ikan Koan Dan Pengkerukan Eceng Gondok
2. Penggunaan
Fungsi Kembali Tempat Wisata Kecil
Pengelolaan kawasan konservasi bebas gulma harus
diterapkan sehingga berdampak terhadap pengembangan kawasan tersebut sehingga menjadikan tempat
tersebut sebagai tempat wisata favorit warga setempat. Tentunya semua itu
membutuhkan pendanaan yang besar. Pendanaan diberikan dalam rangka pengelolaan
dan pengembangan kawasan konservasi danau yang meliputi pelaksanaan kegiatan
sosialisasi, penataan batas, penetapan kawasan, dan pengawasan. Oleh karena
itu, peran bantuan pemerintah yang komprehensif sangat dibutuhkan untuk
kemajuan ekonomi kawasan tersebut yang masih dalam tahap kawasan berkembang.
Saran
Sebaiknya masyarakat setempat harus lebih perduli
terhadap lingkungan dan sumberdaya yang dimiliki karena dapat memenuhi
kebutuhan dan menghasilkan pendapatan
tersendiri bagi mereka. Penulisan ini memberitahukan bahwa kita harus lebih
menjaga dan melestarikan lingkungan sehingga lingkungan juga akan memberikan
dampak positif terhadap kita. Penulis mengharapkan agar masyarakat terus
mencari teknik konservasi yang lebih efisien dari sebelumnya yang tentunya
dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat setempat dalam
pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Akhir kata, tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan gagasan ini yang masih jauh dari
kata baik dan sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap
penulis nantikan demi kesempurnaan penulisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar